Bencana Gempa Bumi Cianjur
Last Updated: 05 August 2023
Gempa Bumi yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 pukul 12.15 berpusat di Kabupaten Cianjur dan berkuatan 5.6 SR. Gempa bumi ini mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia bahkan ratusan ribu orang harus mengungsi dan tinggal di tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah. Dilansir dari detik.com, jumlah korban jiwa akibat bencana ini (per 28 November 2022 pk. 17.32 WIB) mencapai 323 jiwa. Hingga pagi hari ini (29 November 2022) pukul 06:00 WIB, BMKG mencatat gempa susulan sebanyak 297 kali dengan magnitudo terbesar 4,2 dan terkecil 1,0. BMKG melaporkan bahwa gempa susulan di Cianjur, Jawa Barat selama 7 hari terakhir magnitudonya semakin mengecil.
Hari Senin, 28 November 2022, Tim Emergency Service & Tim Medis RS Bungsu Bandung melakukan kunjungan ke tempat bencana alam di kota Cianjur, tepatnya di Desa Sukamanah, RT. 04 RW. 03. Terdapat 21 keluarga yang berada dalam lingkungan tersebut, namun beberapa keluarga telah kembali ke rumah untuk mulai membersihkan rumah mereka yang terdampak gempa. Kunjungan ini merupakan kunjungan ketiga yang dilakukan Tim Emergency Service Bala Keselamatan. Tim yang terdiri dari gabungan bagian sosial dan medis Bala Keselamatan ini didampingi langsung oleh Pemimpin Pelayanan Wanita Teritori, Komisioner Widiawati Tampai.
Kunjungan ini disambut hangat oleh Bapak Dahlan Hidayat selaku Ketua RT 04. Wilayah pengungsian terbagi-bagi sesuai dengan wilayah rumah masing-masing pengungsi. Bapak Dahlan mengatakan ucapan syukur atas dukungan pemerintah dan banyak donatur yang memperhatikan serta berbela rasa dan membantu para pengungsi. Keadaan lokasi pengungsian yang cukup padat dan cuaca yang masih terus mengalami hujan, menyebabkan para pengungsi banyak terkendala kesehatan seperti batuk, pilek dan meriang.
Dalam kesempatan ini, Tim Emergency Bala Keselamatan juga berkesempatan untuk berbicara dengan Ibu Adah, salah seorang korban yang kehilangan tempat tinggalnya. Ibu Adah yang dikunjungi oleh Tim masih dalam keadaan trauma. Pada saat gempa, salah seorang anak Ibu Adah sedang berada di pesantren namun anak terkecil Ibu Adah sedang bersama Ibu Adha siang itu. Kondisi rumah tinggal yang merupakan pemberian dari almarhum suaminya ini mengalami rusak berat dan tidak dapat terselamatkan. Namun, Ibu Adah bersyukur karena kedua putra terselamatkan dari bencana gempa ini. Kerinduannya adalah untuk tetap sehat dan memiliki tempat untuk tinggal setelah masa darurat dinyatakan selesai.
Terlihat dalam beberapa dokumentasi, Pemimpin Pelayanan Wanita Teritori, menyempatkan waktu untuk berbicara dengan para penyintas dalam pendampingan trauma healing. Tim yang melakukan Trauma Healing ini berinteraksi bersama para anak-anak yang ada di beberapa tenda pengungsian. Mereka melakukan rekreasi bersama, bermain balon, serta menggambar dan mewarnai. Mereka sangat antusias dengan kunjungan yang dilakukan oleh Bala Keselamatan secara khusus dalam mengalihkan ketakutan dari gempa susulan yang masih sering dirasakan. Banyak dari anak-anak mengaku senang saat mendapat kunjungan seperti ini. Hal ini terlihat dari interaksi mereka bersama tim pendamping.
Kegiatan yang dilakukan oleh Tim Emergency Service Bala Keselamatan juga meliputi pembagian sembako. Seluruh paket sembako tersebut dibagikan secara merata kepada warga yang terdampak. Para warga sekitar yang umumnya masih belum berani kembali ke rumah mereka ini, sangat antusias serta bekerja sama dalam membagikan paket sembako yang berjumlah sebanyak 200 paket sembako.
Selain itu, telah dilakukan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tim medis RSU Bungsu. Dalam 2 kali kunjungan ke tempat yang berbeda, Tim Kesehatan RSU Bungsu telah menolong puluhan warga dengan cek kesehatan dan pemberian obat-obatan. Dalam kunjungan kali ini terdapat 41 orang yang terdiri dari 22 wanita dan 19 pria. Didalamnya terdapat 9 orang lansia dan 5 orang anak.
Galeri Dokumentasi:
Laporan: Tim Komunikasi Digital Teritori
Tags: Territorial, Social, Emergency