Gereja Bala Keselamatan di seluruh dunia, dipanggil untuk melakukan Ibadah Doa Internasional pada hari Minggu, 24 September 2023. 

AKU TELAH MENDENGAR JERITAN MEREKA

 

Ibadah Doa Internasional ini dilaksanakan secara khusus untuk mendoakan para korban perdagangan manusia. Telah tersedia beberapa panduan bagi Korps untuk mengadakan Hari Doa Internasional ini. Silakan lihat sumber-sumber buku dibawah ini atau silakan klik tulisan untuk mendownload buku penuntun bagi anda. 

Buku Sumber Orang Dewasa

 

SUMBER PENELAAHAN ALKITAB UNTUK ORANG DEWASA

 

Penulis:  Komisioner Prema Wilfred (Pensiun)

Teritori India bagian Barat Daya

 

Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.  Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat ikepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.  (Keluaran 2:23-25).

PENDAHULUAN

Di mana pun kita tinggal di dunia ini, perbudakan modern dan perdagangan manusia terjadi di sekitar kita. Hal itu terjadi di rumah, lingkungan rumah, desa-desa dan kota-kota di seluruh negara kita.

KEGIATAN KELOMPOK   15 menit

Apa yang Anda ketahui tentang perbudakan modern dan perdagangan manusia?  Dalam kelompok-kelompok kecil, tuliskan dan diskusikan semua yang Anda ketahui mengenai hal itu.  Luangkan waktu untuk berbagi dengan kelompok yang lebih besar tentang hal yang masing-masing kelompok kecil telah bahas.

APA ITU PERBUDAKAN?

Perbudakan adalah ketika seseorang mengendalikan orang lain seolah-olah orang itu adalah sebuah benda atau barang miliknya pribadi.  Pengendalian itu didasarkan pada ancaman dan / atau dengan menggunakan kekerasan yang nyata baik berupa fisik, emosional, psikologis, spiritual atau keuangan.  Ketika orang-orang mengalami perbudakan, mereka sedang dieksploitasi.  Ini berarti bahwa mereka diperlakukan tidak adil demi keegoisan dan keuntungan orang lain. 

Orang-orang yang diperbudak diperlakukan  tidak manusiawi dan seolah-olah mereka dianggap sebagai sebuah benda. Identitas dan kemampuan mereka untuk membuat pilihan dirampas dari mereka.  Setiap sisi kehidupan mereka dibatasi.  Mereka dipaksa untuk menghapus harapan dan Impian mereka, orang-orang yang kasihi, masa lalu dan masa depan mereka.  Apabila mereka dibayar untuk pekerjaan mereka, upah mereka hampir tidak mencukupi untuk bertahan hidup.  Hal ini merampas kebebasan mereka dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia mereka.

Perkiraan Global tahun 2022 menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengalami perbudakan modern dan perdagangan manusia telah meningkat menjadi sekitar 49,6 juta orang pada hari tertentu.  Ini berarti di seluruh dunia kira-kira:

•    27,6 juta orang mengalami kerja paksa dan eksploitasi seksual

•    22 juta orang mengalami kawin paksa

SEPERTI APAKAH PERBUDAKAN DI SELURUH DUNIA?

Perbudakan dapat terlihat dalam berbagai cara di seluruh dunia.  Beberapa contoh berikut ini:

Ayah Klenam kehilangan pekerjaannya di desa mereka.  Mereka merupakan keluarga besar dengan terlalu banyak anak untuk diberi makan.  Ketika seorang tetangga memperkenalkan Klenam kepada seorang pria yang menjanjikannya pekerjaan dengan upah yang tinggi serta kesempatan untuk menyelesaikan sekolahnya, dia berpikir kesempatan ini akan membantu keluarganya.  Begitu Klenam berada di sana, dia tidak pernah pergi ke sekolah.  Sebaliknya, dia bekerja 12-14 jam setiap hari di kapal penangkap udang untuk menyelam jauh di kedalaman laut agar dapat menebarkan jala-jala dan sementara itu dia tidak menerima upah dan hanya mendapat  sedikit makanan untuk pekerjaan berbahaya ini.

Keluarga Fatemeh melarikan diri dari kota mereka ketika pasukan milisi menyerbu dan mulai menyerang mereka yang tinggal di sana.   Dalam keadaan terlantar dan tinggal di tempat pengungsian, ayah Fatemeh menikahkan Fatemeh meskipun Fatemeh mengatakan kepada keluarganya bahwa dia tidak ingin dinikahkan.  Sekarang, suaminya yang jauh lebih tua darinya bersama dengan ibu mertuanya mengendalikan setiap sisi kehidupannya dan mereka mengambil keuntungan dari keberadaan Fatemeh untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Pacar baru Sally tampan dan menawan.  Dia selalu memberi Sally berbagai hadiah.  Pemuda ini membuatnya merasa sangat dicintai dan diterima.  Sally selalu mendambakan sebuah tempat tinggal dan seseorang yang memerhatikannya.  Setelah berminggu-minggu hal ini berlangsung, pacar Sally kemudian mengatakan kepada Sally bahwa Sally harus membalas kembali kebaikannya dan membantunya dengan cara melakukan hubungan seks dengan teman-temannya.  Ketika Sally mencoba untuk melawan dan pergi, pemuda ini menjadi kasar terhadap Sally dan mengancam akan menyakiti keluarga Sally.

 

APA KATA ALKITAB?            

Keluaran 2:23-25 

Pendahuluan:  Kitab Keluaran menekankan bahwa Yahweh tidak berdiri terpisah dari sejarah tetapi secara aktif terlibat dalam menghakimi para penindas dan membebaskan mereka yang tertindas.  Hal ini menekankan bahwa Dia lebih kuat daripada penguasa mana pun di muka bumi ini.  Kitab Keluaran dengan jelas menunjukkan bahwa Yahweh adalah Tuhan yang membebaskan manusia dari segala macam belenggu dan membawa manusia kepada keselamatan, harapan, kesembuhan, sukacita dan penebusan.

 

PERTANYAAN DISKUSI

•    Bagaimana bangsa Ibrani menjadi budak di Mesir?

•    Apa yang Anda ketahui tentang kisah Yusuf dalam kitab Kejadian?

Awal kitab Keluaran membantu kita untuk memahami situasi yang dialami bangsa Israel pada waktu itu – mengenai perjuangan, penindasan dan perbudakan mereka di Mesir.  Ketika kita melihat kembali sejarah Israel di negeri asing ini, hal itu terjadi karena Yusuf diperdagangkan, yang mana Yusuf dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya.  Dengan menjadi budak Firaun, Yusuf mengalami banyak kesengsaraan, penderitaan dan penindasan. Namun, Tuhan mempunyai rencana bagi kehidupan Yusuf.  Tuhan membebaskan Yusuf dari pergumulannya dan mengangkatnya ke tingkat kepemimpinan tertinggi di Mesir.  Yusuf mengampuni saudara-saudaranya pada masa kelaparan terjadi dan membantu mereka untuk tinggal di Mesir.

Sesudah Yusuf meninggal dan seorang Firaun baru berkuasa, bangsa Mesir takut akan pertambahan jumlah bangsa Ibrani secara pesat di negeri mereka dan dengan sengaja mereka berusaha membunuh bayi laki-laki Ibrani yang baru lahir.  Tetapi Allah campur tangan dan menyelamatkan Musa demi rencana-Nya.  Melihat bahwa pertambahan bangsa  Israel masih meningkat pesat, bangsa Mesir memaksa mereka kerja paksa – perbudakan.  Meskipun bangsa  Israel telah menjadi warganegara Mesir dan bekerja untuk membangun dan memperbaiki negeri ini, mereka tidak lagi dianggap sebagai manusia dan hak-hak mereka dirampas dari mereka.  Bangsa Israel tertindas – hidup mereka penuh dengan ketidakadilan, kesengsaraan, ketidaksetaraan, penderitaan dan kepahitan.  Tidak ada seorangpun  yang menantang kekuatan Firaun atau memperjuangkan keadilan bagi bangsa Israel.  Karena penderitaan dan kepahitan yang mereka alami, mereka ‘mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru kepada Allah' (Keluaran 2:23). 

 

PERTANYAAN DISKUSI

Bagaimana Allah merespon jeritan bangsa Israel?

Keluaran 2:24-25 menggambarkan respon Allah terhadap jeritan umat-Nya.

•    Dia mendengar erangan dan jeritan mereka – Dalam Alkitab New International Version, kata 'erangan' berhubungan erat dengan pengertian 'merintih'.  Bangsa Ibrani pada waktu itu tidak mempunyai seorang  pemimpin – mereka tidak dapat bergantung kepada siapapun.   Mereka benar-benar tidak berdaya dan putus asa.  Satu-satunya hal yang dapat mereka lakukan adalah berseru kepada Tuhan. Jeritan mereka minta tolong tidak ditujukan kepada para dewa penyembah berhala, tetapi kepada Pencipta dunia ini dan seluruh umat manusia. Jeritan mereka naik kepada Allah nenek moyang mereka.  Mazmur 50:15 berkata, 'Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.’  Allah mendengar jeritan mereka.  Allah mendengar jeritan semua orang.

•    Dia mengingat perjanjian-Nya – Kata 'mengingat' dalam bahasa Ibrani adalah 'Zakar' yang merupakan tema teologis penting dalam kitab Keluaran.  Dalam bahasa Ibrani, mengingat bukan hanya latihan intelektual tetapi termasuk bertindak berdasarkan ingatan itu.  Allah telah membuat perjanjian tanpa syarat dengan Abraham dan keturunannya.  Tidak seperti manusia, Allah itu setia.  Dia tidak melupakan janji-janji yang telah dibuat-Nya.  Dia akan memenuhinya bahkan jika tampaknya bagi kita bahwa Dia membutuhkan waktu yang lama untuk memenuhinya. 

•    Dia peduli  – Tuhan tidak hanya mendengar dan mengingat tetapi Dia pun peduli.  Allah Israel tidak mengabaikan penderitaan umat-Nya dan ingin menyelamatkan mereka dari perbudakan.  Dia merencanakan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka dari perbudakan yang mereka alami di Mesir.  Tindakan mendengar, mengingat, dan peduli merupakan indikasi kesetiaan dan belas kasih-Nya terhadap ciptaan-Nya.

Ayat-ayat Alkitab yang kita baca dalam kitab Keluaran ini memberi tahu kita bahwa orang-orang di seluruh dunia yang mengalami perbudakan tidaklah sendirian.  Tuhan mendengar jeritan mereka dari kegelapan, Dia ingat dan Dia peduli saat Dia bekerja untuk membawa semua orang masuk ke dalam terang-Nya.

 

KEGIATAN  STASIUN DOA

‘Jeritan mereka minta tolong tidak ditujukan kepada para dewa penyembah berhala, tetapi kepada Pencipta dunia ini dan seluruh umat manusia. 

 

 

Buku Sumber Orang Muda

 

AKU TELAH MENDENGAR JERITAN MEREKA

 

Penulis:  Mayor Anugrah M. Masih

Teritori India Utara

‘Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.  Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat ikepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.’  (Keluaran 2:23-25).

 

APA ITU PERBUDAKAN?

Perbudakan bukanlah ide baru.  Ini merupakan sesuatu yang telah berlangsung selama ribuan tahun dan telah menjadi bagian dari banyak masyarakat yang berbeda seperti Mesopotamia, Yunani, Roma dan Mesir.  Perbudakan adalah ketika seseorang mengendalikan orang lain seolah-olah orang itu adalah sebuah benda atau barang miliknya pribadi.  Pengendalian itu didasarkan pada ancaman dan / atau penggunaan kekerasan yang nyata baik fisik, emosional, psikologis, spiritual atau keuangan.   Ketika orang-orang mengalami perbudakan, mereka sedang dieksploitasi.  Ini berarti bahwa mereka diperlakukan tidak adil demi keegoisan dan keuntungan orang lain. 

Orang-orang yang diperbudak diperlakukan tidak manusiawi dan seolah-olah mereka dianggap sebagai sebuah benda.  Identitas dan kemampuan mereka untuk membuat pilihan dirampas dari mereka.  Setiap sisi kehidupan mereka dibatasi.  Mereka dipaksa untuk menghapus harapan dan impian mereka, orang-orang yang mereka kasihi, masa lalu dan masa depan mereka.  Apabila mereka dibayar untuk pekerjaan mereka, upah mereka hampir tidak mencukupi untuk bertahan hidup.  Hal ini merampas kebebasan mereka dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia mereka.

Sulit membayangkan hidup di bawah belenggu perbudakan.  Alkitab mengatakan bahwa kita semua diciptakan menurut gambar Allah.  Orang-orang yang mempunyai budak tidak memperlakukan budak mereka dengan rasa hormat dan bermartabat yang Tuhan berikan kepada kita semua.  Perbudakan merampas kebebasan, sukacita,  kesempatan, harapan, dan masih banyak lagi dari kehidupan seseorang.   Perbudakan itu menghilangkan terang di mana semua orang diciptakan untuk hidup dan berbagi dengan orang lain.  Sebaliknya perbudakan itu mengelilingi mereka dalam kegelapan.

Perkiraan Global tahun 2022 menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengalami perbudakan modern dan perdagangan manusia telah meningkat menjadi sekitar 49,6 juta orang pada hari tertentu.  Ini berarti di seluruh dunia kira-kira:

•    27,6 juta orang mengalami kerja paksa dan eksploitasi seksual

•    22 juta orang mengalami kawin paksa

 

SEPERTI APAKAH PERBUDAKAN DI SELURUH DUNIA?

Perbudakan dapat terlihat dalam berbagai cara di seluruh dunia.  Beberapa contoh berikut ini:

Angela*  adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama paman dan bibinya.  Setelah tinggal menetap bersama mereka, Angela diberitahu bahwa setiap hari, dia harus membersihkan rumah, membuat semua makanan, mencuci semua pakaian dan menyelesaikan tugas lain yang diberikan kepadanya.  Ini berarti dia harus bolos sekolah hampir setiap hari agar dapat menyelesaikan semua tugas yang diberikan kepadanya.

Ayah Klenam*  kehilangan pekerjaannya di desa mereka.  Mereka merupakan keluarga besar dengan terlalu banyak anak untuk diberi makan.  Ketika seorang tetangga memperkenalkan Klenam kepada seorang pria yang menjanjikannya pekerjaan dengan upah yang tinggi serta kesempatan untuk menyelesaikan sekolahnya, dia berpikir kesempatan ini akan membantu keluarganya.  Begitu Klenam berada di sana, dia tidak pernah pergi ke sekolah.  Sebaliknya, dia bekerja 12-14 jam setiap hari di kapal penangkap udang untuk menyelam jauh di kedalaman laut agar dapat menebarkan jala-jala dan sementara itu dia tidak menerima upah dan hanya mendapat  sedikit makanan untuk pekerjaan berbahaya ini.

Keluarga Fatemeh*  melarikan diri dari kota mereka ketika pasukan milisi menyerbu dan mulai menyerang mereka yang tinggal di sana.  Dalam keadaan terlantar dan tinggal di kamp pengungsian, ayah Fatemeh menikahkannya meskipun Fatemeh masih sangat muda dan mengatakan kepada keluarganya bahwa dia tidak ingin dinikahkan.  Sekarang, suaminya yang jauh lebih tua darinya bersama dengan ibu mertuanya mengendalikan setiap sisi  kehidupannya dan mereka mengambil keuntungan dari keberadaan Fatemeh untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 

Pacar baru Sally*  tampan dan menawan.  Dia selalu memberi Sally berbagai hadiah – pakaian baru, perawatan kaki, perhiasan, dan Gift Card (semacam kartu debit).  Pemuda ini membuatnya merasa sangat dicintai dan diterima.  Sally selalu mendambakan sebuah tempat tinggal.  Setelah berminggu-minggu hal ini berlangsung, pacar Sally kemudian mengatakan kepada Sally bahwa Sally harus membalas kembali kebaikannya dan membantunya dengan cara melakukan hubungan seks dengan teman-temannya.  Ketika Sally mencoba untuk melawan dan pergi, pemuda menjadi kasar terhadap Sally dan mengancam untuk menyakiti keluarga Sally.

Ravi*  berusia 12 tahun ketika orang tuanya memberinya izin untuk pergi dengan seorang perekrut yang menjanjikan bahwa Ravi akan memperoleh upah yang baik dengan bekerja membuat karpet.  Sesampai di sana, perekrut itu memaksa Ravi untuk bekerja melebihi jam kerja normal.  Pekerjaan yang tidak dapat Ravi selesaikan di siang hari, dia harus menyelesaikannya dengan menggunakan cahaya lilin.  Dia tidak dibayar seperti yang dijanjikan, tidak sering diberi makan dan kondisi hidupnya begitu mengerikan. 

* Nama diubah untuk melindungi identitas mereka

 

PENGAJARAN ALKITAB

Kitab Keluaran merupakan kisah tentang perbudakan yang dialami bangsa Israel.  Pada bagian kisah ini, bangsa Israel tinggal di negeri asing – yaitu Mesir.  Ada Firaun baru yang tidak tahu apa-apa tentang Yusuf dan bagaimana bangsa Israel datang lalu tinggal di sana.  Firaun ini tidak tahu bagaimana Yusuf dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, dibawa ke Mesir, dituduh bersalah dan dipenjarakan.  Dia tidak tahu apa-apa tentang bagaimana Allah memiliki rencana bagi kehidupan Yusuf dan membebaskannya dari penjara, lalu menjadikannya orang kedua dalam kepemimpinan Mesir.  Dalam peran ini, Yusuf dapat membantu saudara-saudaranya selama masa kelaparan dan membantu mereka untuk tinggal di Mesir.

 Ketika bangsa Israel bertambah dalam jumlah dan kekuatan, Firaun menjadi takut terhadap mereka.  Dia berkata kepada bangsa Mesir: 'Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini’.  (Keluaran 1:10)  Jadi Firaun memperbudak bangsa Israel.  Dia mengatur pengawas-pengawas atas bangsa Israel dan mengeksploitasi mereka untuk kerja paksa.  Bangsa Israel ditindas dan orang-orang Mesir menjadi kejam dalam kerja paksa ini.  Kehidupan bangsa Israel semakin sengsara dan tak tertahankan dengan dibangunnya kota Pitom dan Raamses (Keluaran 1:11-14).   Sedemikian rupa sehingga 'bangsa Israel masih mengeluh karena mereka diperbudak, sehingga mereka berteriak minta tolong.’  (Keluaran 2:23)

Syukurlah, kita tahu bahwa Allah peduli terhadap bangsa Israel dan bahwa mereka berarti bagi-Nya.  Allah sangat mengasihi mereka dan mendengar jeritan kesedihan mereka.  Kita membaca dalam Keluaran 2: 23-25 bahwa, ‘… Teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.  Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.  Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.’

 

PERTANYAAN DISKUSI

Apa yang dikatakan ayat-ayat ini (Keluaran 2:23-25) mengenai Allah? Apa yang dikatakan ayat-ayat ini tentang tindakan Allah?

 

Ribuan tahun yang lalu ketika bangsa Israel, sebagai budak, diperlakukan dengan kejam, Tuhan sangat peduli dengan situasi mereka.  Dia tidak hanya mendengar jeritan dan rintihan mereka, tetapi Dia juga mendengarkan mereka.  Dia melihat apa yang sedang terjadi.  Dia mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan dengan Yakub.   Allah tergerak untuk bertindak sebagaimana kita ketahui kelanjutan kisah kitab Keluaran ini.  Kemudian  Tuhan mulai memindahkan umat-Nya secara fisik keluar dari perbudakan dan kegelapannya lalu masuk ke dalam terang-Nya. 

Di dunia kita dewasa ini, Tuhan juga sangat peduli dengan jutaan orang yang menjadi budak – baik orang dewasa maupun anak-anak.  Dia mendengar dan mendengarkan Angela-Angela, Klenam-Klenam, Fatemeh-Fatemeh, Sally-Sally dan Ravi-Ravi di dunia ini, yang sedang dianiaya dan yang juga bertanya-tanya dalam hati apakah ada orang yang peduli dengan mereka.  Ayat-ayat dari kitab Keluaran ini memberi tahu kita bahwa mereka tidak sendirian, dan bahwa Allah mendengar, Allah melihat dan Dia mengerti.

Tuhan juga ingin kita peduli dengan mereka yang menjadi budak dan terjebak dalam perbudakan.  Dia ingin kita tahu bahwa ada cara-cara di mana kita dapat menolong mereka yang mengalami perbudakan.

 

PERTANYAAN DISKUSI

Apakah Anda memiliki gagasan tentang bagaimana Anda dapat mengakhiri perbudakan modern dan perdagangan manusia di lingkungan Anda berada?

Beberapa hal yang Anda dapat lakukan adalah:

1.  Kenalilah tanda-tandanya – pelajari indikator apa yang harus dicari yang mungkin menunjukkan seseorang sedang dieksploitasi.  Ada banyak hal yang harus diwaspadai, termasuk kondisi kehidupan orang-orang tersebut, kondisi kerja mereka, dan memerhatikan bagaimana orang dewasa lain di sekitar mereka memperlakukan mereka.

2.  Pelajari cara aman di Internet – bagaimana Anda dan teman Anda dapat saling menjaga keamanan?

3.  Beri tahu orang lain (penasihat hukum) – setelah Anda mengetahui tanda-tandanya, bagikan dengan orang lain sehingga mereka juga tahu.  Bagikan apa yang Anda telah pelajari hari ini dan tanda-tanda perbudakan dengan keluarga dan teman-teman Anda.  Hal ini akan membantu untuk menciptakan komunitas yang lebih aman.  Cari tahu apakah tempat di mana Anda tinggal memiliki dukungan bagi para penyintas.  Di beberapa tempat, jika Anda mencurigai seseorang yang mungkin mengalami perbudakan, Anda dapat melaporkannya.  Bekerjasama dalam  kelompok kecil di komunitas Anda untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini.   Apakah mungkin Anda dapat menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan hal ini di sekolah, tempat kerja atau gereja Anda?

4.  Pelajari lebih lanjut tentang perbudakan, perdagangan manusia, dan eksploitasi.  Bagikan pengetahuan ini dengan keluarga, teman, dan jemaat di gereja Anda.  Lakukan presentasi di sekolah, tempat kerja, atau gereja Anda.

5.  Berdoa!  Berdoalah untuk orang-orang yang mengalami perbudakan agar Tuhan melindungi mereka dan mendengar doa-doa mereka.  Berdoalah untuk para pemimpin kita dan untuk organisasi yang mendukung para penyintas.

6.  Perlakukan orang-orang ini dengan baik, penuh rasa hormat, dan kasih.

7.  Semangati teman-teman dan anggota keluarga Anda untuk memperlakukan orang-orang ini dengan baik, penuh rasa hormat, dan kasih.

8.  Mintalah kepada para pemimpin di sekolah dan gereja Anda dan bahkan di tingkat pemerintahan untuk lebih melindungi dan menolong orang-orang yang merasa tidak aman ini.

 

Marilah kita berdoa bersama bagi semua orang di dunia yang sedang mengalami perbudakan dan diperlakukan sebagai budak.

 

Yesus yang Maha Pengasih,

Kami mohon, pertolongan-Mu pada semua budak dan mereka yang berada dalam perbudakan di seluruh dunia.

Lindungilah hati mereka dan juga pikiran mereka.

Biarkanlah mereka memperoleh kebebasan dan tolonglah mereka agar mendapat keamanan.

Lindungilah keluarga mereka dan tolonglah keluarga mereka yang telah terpisah agar dapat berkumpul kembali.

Tolonglah mereka untuk mengetahui bahwa Engkau mengasihi mereka dan mempedulikan mereka

dan bahwa Engkau ada bersama mereka bahkan ketika kehidupan mereka begitu sulit dan menyedihkan.

Biarkan mereka tahu bahwa mereka berharga dan dikasihi.  Amin

Penulis doa :  Alina, usia 9 tahun – telah memperoleh izin dalam bentuk cerita yang menyangkut etika

KEGIATAN STASIUN DOA

 

Buku Sumber Anak

 

AKU TELAH MENDENGAR JERITAN MEREKA

 

Penulis:  Mayor Sandra Pawar

Teritori Amerika Serikat bagian Selatan

 

PENDAHULUAN

KARPET IMPIAN

Kisah Ravi

Kisah Ravi Ini merupakan kisah nyata.  Nama saya Ravi*.  Saya pikir saya berusia antara 12 dan 13 tahun.  Ketika saya masih muda, seorang pria datang ke desa saya.  Bapak ini mencari anak laki-laki untuk dipekerjakan olehnya – untuk membuat karpet dari ketrampilan tangan.   Dia mendekati kedua orangtua saya dengan mengatakan kepada mereka bahwa saya akan mendapatkan upahyang bagus. Saya tidak ingin meninggalkan rumah saya dan, pada awalnya, kedua orangtua saya setuju dengan saya.  Tetapi bapak ini tidak mau menerima jawaban penolakan.  Pada akhirnya, orangtua saya menyerah pada desakannya.  Bapak itu memberi mereka $ 10 untuk mengambil saya pergi.  Tetapi ternyata dia telah berbohong.  Saya tidak mendapatkan upah apa-apa.  Saya masih ingat perjalanan dengan kereta api menuju ke tempat tinggal bapak ini.  Sepanjang perjalanan dia tidak mau memberi saya makan. Hanya ketika kami akhirnya tiba di tempat tujuan kami, dia memberi saya sedikit makanan.  Keesokan harinya saya bangun dan lagi, saya tidak diberi apa-apa untuk dimakan.  Kemudian bapak itu membawa saya ke tempat di mana alat tenun dan mesin jahit berada.

*  Nama diubah untuk melindungi identitas

Saat itu untuk pertama kalinya saya melihat alat tenun.  Sejak hari pertama saya tersebut, saya dipaksa bekerja. Saya disuruh duduk dan bekerja di depan alat tenun dan jika saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan itu di siang hari, saya harus bekerja dengan pertolongan cahaya lilin.  Saya dipaksa bekerja dengan jam kerja yang panjang sehingga saya tidak pernah bisa cukup tidur.  Karena saya selalu kelelahan, saya membuat banyak kesalahan.  Upah saya tidak dibayarkan tetapi saya mendapat sebuah tempat tidur.  Kami semua tidur dan bekerja di satu ruangan yang sama dan kami dipaksa bekerja di ruangan itu selama 12 jam sehari.  Sekali sehari kami diizinkan menggunakan kamar mandi tetapi bahkan jumlah istirahat kami untuk ke kamar mandi dikontrol.  Kami diberi makanan sangat sedikit - biasanya hanya sedikit nasi.

Akhirnya, saya ditemukan dalam operasi penggerebekan yang dilakukan oleh polisi.  Saya ketakutan.  Saya mengira  saya akan dipukuli lagi dan mereka akan membuang saya.  Untungnya, saya dibawa ke sebuah tempat di mana anak-anak diasuh.  Saya suka berada di sini.  Saya punya banyak teman, saya bahagia dan saya pergi bersekolah.  Mereka membantu memahami apa yang telah terjadi pada saya – bahwa saya adalah seorang budak.  Sekarang saya mencoba belajar bagaimana menjadi seorang tukang listrik.  Saya suka gagasan mengenai listrik.  Impian saya adalah untuk mengajar saudara-saudara saya laki-laki, juga saudara-saudara perempuan saya dan semua orang di desa saya.

IDE YANG BESAR

Apa artinya menjadi budak atau berada dalam perbudakan?

Perbudakan bukanlah ide baru.  Ini merupakan sesuatu yang telah berlangsung selama ribuan tahun dan kita bahkan membacanya di Alkitab dan ketika kita mempelajari sejarah Yunani, Romawi dan Mesir serta bagaimana mereka semua memperlakukan budak=budak itu.  Saat ini masih banyak orang yang ditahan dalam perbudakan. Bahkan, mereka berpikir mungkin ada lebih dari 49,6 juta budak di seluruh dunia saat ini.  Itu jumlah yang besar, bukan?

 

PERTANYAAN DISKUSI

   Menurut Anda bagaimana rasanya seseorang menjadi budak?

•    Menurut Anda bagaimana perasaan Ravi (di awal cerita) menjadi seorang budak dan kemudian dipisahkan dari keluarga dan desanya?

•    Apakah Anda berpikir Allah peduli dengan para budak dan mereka yang berada dalam perbudakan? Mengapa atau mengapa tidak?

•    Apakah Anda pikir kita harus peduli dengan budak dan mereka yang berada dalam perbudakan? Mengapa atau mengapa tidak?

Para budak sering ditempatkan dalam situasi yang membuat mereka ketakutan dan tidak aman serta mereka sering dibuat merasa seperti mereka tidak berharga dan terabaikan.   Mereka dipaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak adil dan sulit serta yang menyakiti mereka.  Mereka mungkin juga merasa seperti tidak ada seorangpun yang mendengar jeritan mereka atau mengerti apa yang mereka sedang alami.  Mereka merasa sangat kesepian dan menderita.

Kita bersyukur bahwa Allah peduli terhadap mereka dan bahwa mereka berharga bagi-Nya. Dia sangat mengasihi mereka dan mendengar jeritan kesedihan mereka.  Kita dapat membaca dalam kitab Keluaran di Alkitab bahwa Allah peduli dan Dia mendengar.  Dalam Keluaran 2:23-25 dikatakan: 'Lama sesudah itu matilah raja Mesir.  Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.  Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.  Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memerhatikan   mereka.’

 

PERTANYAAN DISKUSI

Apa yang dikatakan ayat-ayat ini (Keluaran 2: 23-25) mengenai Allah? Apa yang dikatakan ayat-ayat ini tentang tindakan Allah?

Ribuan tahun yang lalu ketika bangsa Israel, sebagai budak, diperlakukan dengan kejam, Tuhan sangat peduli dengan situasi mereka.  Di dunia kita dewasa ini, Tuhan sama pedulinya dengan jutaan orang yang menjadi budak, baik orang dewasa maupun anak-anak seperti Ravi yang dianiaya dan yang juga bertanya-tanya dalam hati apakah ada orang yang peduli dengan mereka. vAyat-ayat dari kitab Keluaran ini memberi tahu kita bahwa mereka tidak sendirian, dan bahwa Allah mendengar, Allah melihat dan Dia mengerti.

Tuhan juga ingin kita tahu bahwa ada cara-cara di mana kita dapat menolong mereka yang diperlakukan dengan kejam. 

PERTANYAAN DISKUSI

Apa saja gagasan yang Anda miliki tentang apa yang kita dapat lakukan? 

 

Beberapa hal yang Anda dapat lakukan adalah:

1. Kenalilah tanda-tandanya – pelajari indikator apa yang harus dicari yang mungkin menunjukkan seseorang sedang dieksploitasi.  Ada banyak hal yang harus diwaspadai, termasuk kondisi kehidupan orang-orang tersebut, kondisi kerja mereka, dan memerhatikan bagaimana orang dewasa lain di sekitar mereka memperlakukan mereka.

2.  Pelajari cara aman di Internet – bagaimana Anda dan teman Anda dapat saling menjaga keamanan?

3.  Bagikan apa yang Anda telah  pelajari hari ini dan tanda-tanda perbudakan dengan keluarga dan teman-teman Anda.

4.  Pelajari lebih lanjut tentang perbudakan, perdagangan manusia, dan eksploitasi.  Bagikan pengetahuan ini dengan keluarga, teman, dan jemaat di gereja Anda.  Lakukan presentasi di sekolah, atau di Sekolah Minggu.

5.  Berdoa!  Berdoalah untuk orang-orang yang mengalami perbudakan agar Tuhan melindungi mereka dan mendengar doa-doa mereka.  Berdoalah untuk para pemimpin kita dan untuk organisasi yang mendukung para penyintas.

6.  Perlakukan orang-orang ini dengan baik, penuh rasa hormat, dan kasih.

7.  Semangati teman-teman dan anggota keluarga Anda untuk memperlakukan orang-orang ini dengan baik, penuh rasa hormat, dan kasih.

8.  Mintalah kepada para pemimpin di sekolah dan gereja Anda dan bahkan di tingkat pemerintahan untuk lebih melindungi dan menolong orang-orang yang merasa tidak aman ini.

 

Kenalilah tanda-tandanya – pelajari indikator apa yang harus dicari yang mungkin menunjukkan seseorang sedang dieksploitasi. 

 

Marilah kita berdoa bersama bagi semua orang di dunia yang sedang mengalami perbudakan dan diperlakukan sebagai budak.

 

Yesus yang Maha Pengasih,

Kami mohon, pertolongan-Mu pada semua budak dan mereka yang berada dalam perbudakan di seluruh dunia.

Lindungilah hati mereka dan juga pikiran mereka.

Biarkanlah mereka memperoleh kebebasan dan tolonglah agar mereka mendapat keamanan.

Lindungilah keluarga mereka dan tolonglah keluarga mereka yang telah terpisah agar dapat berkumpul kembali.

Tolonglah mereka untuk mengetahui bahwa Engkau mengasihi mereka dan mempedulikan mereka

dan bahwa Engkau ada bersama mereka bahkan ketika kehidupan mereka begitu sulit dan menyedihkan.

Biarkan mereka tahu bahwa mereka berharga dan dikasihi.

Amin

 

Penulis doa :  Alina, usia 9 tahun – telah memperoleh izin dalam bentuk cerita yang menyangkut etika

 

KEGIATAN  

FROZEN TAG  (permainan improvisasi yang bagus untuk pemain di semua level)

atau

KEGIATAN KETRAMPILAN LAINNYA

Pilih suatu lokasi di mana anak-anak dapat leluasa bergerak / berlarian.  Tunjuk satu orang anak untuk menjadi 'penjaga'.  Berilah anak-anak lain 20 detik untuk melarikan diri.   Setelah 20 detik, ‘penjaga’ itu dapat berlari untuk menangkap anak-anak lain dan memberi tanda kepada mereka.  Anak-anak ini sebenarnya tidak ingin ditandai.  Jika mereka ditandai, mereka harus 'diam seperti patung' (berhenti) di mana pun posisi mereka saat itu dengan cara mengulurkan kedua tangan mereka.  Selanjutnya mereka dapat memanggil anak-anak lain yang tidak diberi tanda  untuk berlari di bawah lengan mereka dan membebaskan mereka agar bergerak kembali.

Kita dapat berbagi bahwa dalam hidup, kita ingin mendengar jeritan mereka yang diperbudak dan bekerja dengan mereka dan orang dewasa lainnya untuk melihat mereka dibebaskan seperti yang kita lakukan dalam permainan Frozen Tag.   Dengan menggunakan potongan kertas warna yang berbeda, mintalah setiap anak mengambil satu potong kertas dan menuliskan 'BERAKHIR'.  Gunakanlah lem, selotip atau staples, hubungkan setiap potongan  kertas untuk membuat rantai kertas yang melambangkan komitmen mereka dan Gereja untuk bersama-sama  mengakhiri perbudakan.  Anda bahkan dapat mengadakan suatu perlombaan untuk melihat siapa yang dapat membuat rantai terpanjang.  Gantunglah rantai kertas itu di tempat Anda untuk mengingatkan semua orang di minggu-minggu mendatang bahwa kita berkomitmen untuk mengakhiri perbudakan di dunia.

Selamat berdoa.

 

 

Tags: Events, Women's Ministries